Sunday, May 9, 2010

Pengikut Nabi Nuh Yang Beriman Terselamat Dari Karam


Dengan iringan "Bismillah majraha wa mursah" belayarlah kapal Nabi Nuh a.s dengan lajunya menyusuri lautan air yang besar dan bergelara, menentang angin yang kadang kala tenang dan kadang kala ganas. Di luar kanan dan kiri kapal Nabi Nuh a.s. terlihat orang-orang kafir bergelut di dalam gelombang air untuk berusaha menyelamatkan nyawa mereka. Ketika itu juga Nabi Nuh ternampak puteranya Kan'aan sedang timbul tenggelam di dalam gelombang air yang tidak menaruh belas kasihan langsung terhadap hamba-hamba Allah s.w.t. yang menderhaka itu. Tanpa disedari, timbulah rasa belas kasihan pada diri seorang ayah terhadap anak kandungnya. Nabi Nuh a.s. secara spontan berteriak dengan sekuat hatinya memanggil putera kesayangannya:
  
  "Wahai anakku! Datanglah ke mari dan gabungkan dirimu bersama keluargamu. Bertaubatlah engkau dan berimanlah kepada Allah agar engkau selamat dan terhindar dari bahaya maut yang engkau hadapi dan jangan mengikuti orang-orang kafir yang sedang menjalani hukuman Allah."Ajakan Nabi Nuh a.s. dijawab oleh anaknya sebagai disebut dalam Al-Quran bermaksud;
  
  "Ia menjawab: Saya akan pergi ke atas puncak gunung yang akan melindungi kami dari air taufan. Sahut Nabi Nuh: Tiada seorang pun yang dapat terperlihara sekarang ini dari seksaan Allah, kecuali orang-orang yang dikasihiNya. Lalu gelombang itu membatas (memisahkan) antara keduanya, sehingga ia masuk golongan orang-orang yang tenggelam." (Hud: 43)Akhirnya tenggelamlah Kan'aan disambar gelombang yang amat ganas itu. Kan'aan lenyap dari pandangan mata Nabi Nuh a.s., bersama-sama orang-orang kafir dan menderhaka kepada Allah s.w.t. Nabi Nuh a.s. amat berduka cita dan keluh kesah, lantas berdoa kepada Allah s.w.t.:
 
  "Ya Tuhanku, Sesungguhnya puteraku itu darah dagingku dan adalah bahagian dari keluargaku dan Sesungguhnya janjiMu adalah janji yang benar dan Engkau Maha Hakim yang Maha berkuasa."Selanjutnya Allah s.w.t. berfirman, maksudnya:
  
  "Allah berkata: Hai Nuh! Sesungguhnya ia itu bukan dari ahli keluargamu, kerana Sesungguhnya (amalannya itu) amal yang tidak baik, oleh kerana itu janganlah minta kepadaKu apa yang engkau tidak tahu, Sesungguhnya Aku menasihat kepadamu, supaya engkau tidak jadi dari golongan orang-orang bodoh."Kemudian Nabi Nuh memohon ampun kepada Allah sebagaimana tersebut dalam Al-Quran, bermaksud:

    "Ia berkata: Hai Tuhanku! Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu meminta apa yang tidak ada padaku pengetahuan padanya; dan jika Engkau tidak ampunkan daku dan tidak kasihan akan daku, nescaya jadilah aku dari orang-orang merugi."(Hud: 47)Setelah air itu mencapai puncak keganasanya dan habis binasalah kaum Nuh yang kafir dan zalim itu, maka surutlah lautan air diserap bumi. Kapal Nabi Nuh a.s. terdampar di bukti Judie dengan iringan perintah Allah s.w.t. kepada Nabi Nuh:
   
 "Turunlah wahai Nabi Nuh ke darat, engkau dan para mukmin yang meyertaimu dengan selamat dilimpahi barakah dan inayah dari sisiKu bagimu dan bagi umat yang meyertaimu."Firman Allah s.w.t. dalam Al-Quran, bermaksud:
   
 "Dan dikatakan: Hai bumi! Telanlah airmu, dan hai langit berhentilah! Laut surutlah air dan bereslah urusan serta berhentilah (kapal Nuh) atas gunung Judi, dan katakan pula: Kebinasaan bagi kaum yang zalim itu."Allah Maha Bijaksana. Orang yang beriman kepadanya pasti selamat. Begitu juga Nabi Nuh dan pengikutnya walaupun ketika itu banjir amat besar, tetapi kerana mereka beriman kepada Allah, maka mereka selamat hingga banjir kering dan kemudian turun dari kapal dengan selamat. Sebagaimana firman Allah s.w.t. dalam Al-Quran:
    
"Dikatakan: Hai Nuh! Turunlah dengan selamat dan berkat dari Kami atasmu dan atas umat-umat yang bersamamu, tetapi ada beberapa golongan yang kami akan senangkan mereka, kemudian akan mengenai azab yang pedih dari Kami." (Hud: 40)Begitulah antara kisah Nabi Nuh a.s. dan kaumnya yang diterangkan dalam Al-Quran, supaya menjadi pengajaran kepada kita semua agar jangan menderhaka kepada Allah s.w.t. Nabi Nuh a.s. diutuskan Allah kepada umatnya dan hidup bersama meraka selama 950 tahun. Beliau adalah seorang Nabi yang sering menangis memikirkan kaumnya yang sangat menderhaka kepada Allah s.w.t. Setelah sekian lama beliau berdakwah selama 950 tahun, hanya sedikit sangat yang mengikuti seruannya. Namun begitu Nabi Nuh tetap sabar dan berusaha menyampaikan seruan Allah s.w.t. dengan iringan keyakinan bahawa; "Bantuan Allah tetap kepada orang-orang yang beriman."

No comments:

Post a Comment