Muqaddimah
Tujuan hidup manusia:
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu.”(Adz-Dzaariyaat : 56)
“Wahai hambaKu, Aku tidak menjadikan kamu agar Aku terhibur dari kesepian, atau untuk membanyakkan bilangan kamu dari kekurangan, atau meminta pertolongan kamu dalam perkara yang Aku lemah, begitu juga bukan dengan tujuan untuk mendapatkan manfaat atau menolak kemudharatan. Hanyasanya Aku menjadikan kamu untuk beribadat kepadaKu dan berzikir serta bertasbih kepadaKu setiap pagi dan petang." Hadis Qudsi.
Pengertian Ibadah
Berasal dari perkataan Arab yang membawa maksud merendah diri, tunduk, patuh, taat, menghina diri dan memperhambakan diri kepada yang lain.
Menurut istilah syarak: taat, patuh dan merendahkan diri sepenuhnya kepada Allah swt - mengikut peraturan dan suruhan Allah sebagaimana ditetapkan di dalam Al-Quran dan sunnah Rasulullah saw. Kepatuhan ini hendaklah dilakukan secara berterusan setiap masa hingga ke akhir hayat. Ia merangkumi makna ketundukan dan kecintaan kepada Allah swt.
Asas-asas ibadah
- Ketundukan - menurut, mengikut dan mendekatkan diri dengan segala perintah yang disyariatkan Allah. Ketundukan ini berasaskan kepada perasaan sedar terhadap keesaan Allah dan kekuasaanNya ai atas segala sesuatu dibandingkan dengan kedaifan dan kekerdilan diri sendiri.
- Kecintaan - kepatuhan ini hendaklah juga lahir dari rasa cinta kepada Allah. Ia berdasarkan kesedaran manusia terhadap limpah kurnia Allah, nikmat-nikmat dan rahmatNya. Kesedaran ini juga lahir daripada rasa kagum terhadap kemuliaan dan kesempurnaan Allah.
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.” (Al-Baqarah : 165)
Ciri-ciri ibadah
- Perhubungan manusia dengan Tuhan adalah secara terus - tidak memerlukan perantaraan sebagaimana ajaran Kristian. Allah sahaja hukum, tempat mengadu dan meminta ampun.
- Peribadatan tidak terkongkong di tempat-tempat tertentu.
- Ruang ibadah di dalam Islam sangat luas - meliputi setiap aktiviti kehidupan manusia. Setiap apa yang dilakukan adalah ibadah sekiranya cukup syarat.
- Amalan yang dilakukan hendaklah diakui Islam dan bersesuaian dengan hukum syarak.
- Amalan hendaklah dikerjakan dengan niat yang baik - bagi memelihara kehormatan diri, menyenangkan keluarga, memanfaatkan ummat dan mamakmurkan bumi Allah.
- Amalan hendaklah dibuat dengan seeloknya. “Bahawa Allah suka apabila seseorang dari kamu membuat sesuatu kerja dengan memperelokkan kerjanya.” Al-hadith.
- Ketika melakukan kerja hendaklah sentiasa mengikut hukum-hukum syariat dan batasnya, tidak menzalimi orang, tidak khianat, tidak menipu dan tidak menindas atau merampas hak orang lain.
- Dalam mengerjakan sesuatu ibadah, tidak lalai dari ibadah yang wajib.
Ibadah yang khusus seperti solat, puasa, zakat dan haji adalah untuk mempersiapkan individu menghadapi ibadah yang umum yang mesti dilakukan di sepanjang kehidupan.
Solat mengingatkan kita lima kali sehari bahawa sesungguhnya kita adalah hamba Allah dan hanya kepadaNya tempat pengabdian kita untuk mengeratkan hubungan kita dengan Allah.
Puasa menimbulkan perasaan taqwa kepada Allah sehinggakan kita tidak membatalkannya walaupun bersendirian.
Zakat mengingatkan kita bahawa harta yang kita perolehi adalah amanah dari Allah. Di dalam harta kita ada hak-hak orang lain yang mesti ditunaikan.
Haji menimbulkan perasaan cinta dan kasih kepada Allah di dalam hati dan kesediaan untuk berkorban keranaNya.
Matlamat dan tujuan ibadah
Kenapakah kita beribadah menyembah Allah SWT? Kenapakah Allah mewajibkan kita beribadah dan mentaatiNya? Adakah sebarang faedah diperolehiNya daripada perasaan khusyuk dan ikhlas kita yang patuh kepada perintah dan meninggalkan laranganNya? Kiranya ada manfaat maka apakah hakikatnya manfaat itu? Adakah sasaranya semata-mata perintah Allah yang kita mesti melaksanakannya?
“Aku tidak berhajatkan rezeki sedikitpun dari mereka itu dan aku tidak menghendaki mereka memberi Aku makan.” (Adz-Dzaariyaat : 57)
“Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah, dan Allah Dialah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (Faathir : 15)
“Barangsiapa yang mengerjakan amal yang soleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri.” (Fussilat :46)
“Dan barangsiapa yang mensucikan diri mereka, sesungguhnya ia mensucikan diri untuk kebaikan diri sendiri.” (Faathir : 18)
“Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya untuk dirinya sendiri.” (Al-Ankabut: 6)
Penutup
Kita seharusnya menyedari betapa pentingnya untuk kita mengetahui serta membezakan konsep ibadah yang ditentukan olah Islam dan bukan Islam. Ibadah merupakan pengabdian diri yang berterusan kepada Allah, mengamal serta mengikuti kehidupan sebagaimana yang ditentukan olehNya sepanjang masa.
Tidak cukup bagi kita dengan hanya mengerjakan ibadah khusus semata-mata dan meninggalkan ibadah yang lebih umum. Pun begitu tidak harus ibadah umum melalaikan kita dari ibadah khusus.
Keimanan menuntut kita merealisasikannya di dalam kehidupan:
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan : ‘Tuhan kami ialah Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): ‘Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih, dan gembirakanlah mereka dengan (memperolehi) syurga yang telah dijanjikan olah Allah kepadamu.” (Fussilat: 30)
Rujukan:
- Ibadah di dalam Islam; Dr. Yusuf Qardhawi.
- Al-Ubudiyyah, Ibnu Taimiyah.
No comments:
Post a Comment