Monday, January 17, 2011

Kesedihan Rasulullah SAW krn amat Mencintai Dan Memikirkan Umatnya..

Yazid Ar-Raqqasyi meriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata, “Malaikat Jibril datang kepada Nabi Saw. pada waktu yang tidak biasa dan dengan raut muka yang berbeda dari biasanya. Nabi Saw. lantas bertanya, “Kenapa aku melihat kamu dengan raut muka yang berbeda?” Jibril menjawab, “Wahai Muhammad, aku datang kepadamu pada saat Allah memerintahkan supaya api neraka dinyalakan. Tidak pantas jika orang yang mengetahui bahwa neraka, siksa kubur, dan siksaan Allah itu sangat dahsyat untuk bersenang-senang sebelum dirinya merasa aman dari ancaman-ancaman itu.”

Nabi Saw. lantas bersabda, “Wahai Jibril, lukiskanlah keadaan neraka Jahanam itu kepadaku. Jibril berkata, ”Baik. Ketika Allah Ta’ala menciptakan neraka Jahanam apinya dinyalakan selama seribu tahun hingga berwama hitam. Jadi, neraka Jahanam itu hitam kelam, nyala dan baranya tidak pernah padam. Demi Dzat yang mengutus Engkau dengan kebenaran, seandainya neraka Jahanam itu berlubang sebesar lubang jarum, niscaya segenap penghuni dunia akan terbakar karena panasnya. Demi Dzat yang mengutus Engkau dengan kebenaran, seandainya ada satu baju penghuni neraka .itu di gantung di antara langit dan bumi, niscaya semua penghuni . dunia akan mati karena bau busuk dan panasnya.

Demi Dzat yang mengutus Engkau dengan kebenaran sebagai Nabi, seandainya sehasta dari mata rantai sebagaimana yang disebutkan di dalam Al-Quran, diletakkan di puncak gunung, niscaya bumi sampai ke dalamya akan meleleh. Demi Dzat yang mengutus engkau dengan kebenaran sebagai Nabi, seandainya ada seseorang yang berada di ujung Barat dunia ini disiksa, niscaya orang yang berada di ujung Timur akan terbakar karena panasnya.

Neraka itu mempunyai tujuh pintu, dan masing-masing pintu dibagi-bagi untuk laki-laki dan perempuan.” Nabi Saw. bertanya, ” Apakah pintu-pintu itu seperti pintu-pintu kami ini?” Jibril menjawab, “Tidak, pintu itu selalu terbuka. Pintu yang satu berada di bawah pintu yang lain. Jarak pintu yang satu ke pintu yang lain sejauh perjalanan

70 tahun. Pintu yang di bawahnya itu lebih panas 70 kali lipat dari pintu yang di atasnya. Musuh-musuh Allah diseret ke sana dan jika mereka sampai di pintu itu malaikat Zabaniyah menyambut mereka dengan membawa rantai dan belenggu.

Rantai itu dimasukkan ke dalam mulutnya dan keluar dari duburya, sedangkan tangan kirinya dibelenggu dengan leherya, dan tangan kanannya dimasukkan ke dalam dada hingga tembus ke bahu. Setiap orang yang durhaka itu dirantai bersama setan dalam belenggu yang sama, lantas diseret wajahnya tersungkur dan dipukul oleh malaikat dengan palu. Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalam neraka.” Nabi Saw. lalu bertanya, “Siapakah penghuni masing-masing pintu itu?”

Jibril menjawab, “Pintu yang paling bawah namanya Hawiyah berisi orang-orang munafik dan orang-orang yang kafir. Pintu kedua namanya Jahim berisi orang-orang musyrik. Pintu ketiga namanya Saqar tempat arang-orang shabi’in. Pintu keempat namanya Ladh berisi iblis dan orang-orang yang mengikutinya, serta orang Majusi. Pintu kelima namanya Huthamah tempat orang-orang Yahudi. Pintu keenam namanya Sa’ir tempat orang-orang Nasrani. Jibril terdiam karena merasa segan kepada Rasulullah Saw. kemudian beliau bertanya, “Kenapa engkau tidak memberitahukan penghuni pintu yang ketujuh?” Jibril menjawab, “Di dalamnya berisi umatmu yang melakukan dosa-dosa besar dan tidak tobat sampai mereka meninggal dunia.”

Kemudian Nabi Saw. pingsan mendengamya lantas Jibril meletakkan kepala beliau di pangkuan Jibril sampai beliau sadar kembali. Setelah sadar, beliau bersabda kepada Jibril, “Betapa besar cobaan yang menimpaku dan aku merasa sangat sedih. Jadi, ada di antara umatku yang akan masuk neraka?” Jibril menjawab, benar, yaitu umatmu yang mengerjakan dosa-dosa besar. Kemudian Rasulullah saw. menangis, dan Jibril pun juga ikut menangis. Rasulullah Saw. lantas masuk ke rumahnya dan menyendiri. Beliau hanya keluar rumah jika hendak mengerjakan salat dan tidak berbicara dengan siapa pun.

Dalam salat beliau menangis dan sangat merendahkan diri kepada Allah Ta’ala. Pada hari yang ketiga, Abu Bakar r.a. datang ke rumah beliau dan mengucapkan, ”Assalaamu’alaikum, yaa ahla baitir rahmah, apakah saya bisa bertemu dengan Rasulullah SAW. ?” Namun tidak ada seorang pun yang menjawabnya, sehingga Abu Bakar menangis tersedu-sedu. Umar r.a. datang dan berdiri di depan pintu seraya berkata, ”Assalaamu’ alaikum, yaa ahlal baitir rahmah, apakah saya bisa bertemu dengan Rasulullah Saw.?” Namun tidak ada seorang pun yang menjawabnya, sehingga Umar Iantas menangis tersedu-sedu. Salman Al-Farisi. datang dan berdiri di depan pintu seraya berkata, ”Assalaamu’alaikum, yaa ahla baitir rahmah, apakah saya bisa bertemu dengan junjunganku Rasulullah Saw.?” Namun tidak ada yang menjawab, sehingga ia pun menangis dan terjatuh.

Kemudian Salman bangkit dan mendatangi rumah Fathimah. Sambil berdiri di depan pintu ia berkata, ” Assalaamu’ alaiki, wahai putri Rasulullah Saw” sementara Ali r .a. sedang tidak ada di rumah. Salman lantas berkata, “Wahai putri Rasulullah Saw ., dalam beberapa hari ini Rasulullah Saw. suka menyendiri. Beliau tidak keluar rumah kecuali untuk salat dan tidak pemah berkata-kata serta tidak mengizinkan seseorang untuk masuk ke rumah beliau.” Fathimah lantas mengenakan pakaian panjang dan pergi ke rumah beliau. Di depan pintu rumah Rasulullah Saw. Fathimah mengucapkan salam dan berkata, “Wahai Rasulullah, saya adalah Fathimah.” Waktu itu Rasulullah Saw. sedang sujud sambil menangis, lantas mengangkat kepala dan bertanya, ”Ada apa wahai Fathimah, Aku sedang menyendiri. Bukakan pintu untuknya.” Maka dibukakanlah pintu untuk Fathimah.

Fathimah menangis sejadi-jadinya, karena melihat keadaan Rasulullah yang pucat pasi, tubuhnya tampak sangat lemah, mukanya sembab karena banyak menangis. Fathimah bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah yang sedang menimpa dirimu wahai ayahku?” Beliau bersabda, “Wahai Fathimah, Jibril datang kepadaku dan melukiskan keadaan neraka. Dia memberitahu kepadaku bahwa pada pintu yang teratas diperuntukkan bagi umatku yang mengerjakan dosa besar. Itulah yang menyebabkan aku menangis dan sangat sedih.” Fatimah bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana mereka masuk ke neraka itu?” Beliau bersabda, “Mereka digiring ke neraka oleh malaikat. Wajah mereka tidak hitam, mata mereka tidak biru, mulut mereka tidak disumbat, dan mereka tidak dibelenggu ataupun dirantai.” la bertanya,” wahai Rasulullah, bagaimana sewaktu mereka digiring ke neraka oleh malaikat?” Beliau bersabda, “Laki-laki ditarik jenggotnya, sedangkan perempuan dengan ditarik rambut ubun-ubunnya.

Sumber: http://handywan.wordpress.com/

No comments:

Post a Comment